2.1
Organ Penyusun Sistem Kardiovaskuler
Hanya
dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup.
Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini
akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen
dasar:
a) Jantung, yang
berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat
mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah,
berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke
seluruh tubuh.
c) Darah, berfungsi
sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh
tubuh.
2.2
Anatomi Jantung
Jantung normal dibungkus oleh
perikardium terletak pada mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh
jarinbgan paru. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5. Hampir
dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis media sternum.
Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada
paling depan dari rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 – 5
dekat garis medio- klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens,
arteri pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung
pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.
Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2
kategori, yaitu anatomi luar dan anatomi dalam. Anatomi luar, atrium
dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang mengelilingi jantung.Pada
sulkus ini berjalan arteri koroner kanan dan arteri sirkumfleks
setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua
ventrikel dipisahkan oleh sulkus interventrikuler anterior di sebelah depan,
yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dan
sulkus interventrikularis posterior disebelah belakang,
yang dilewati oleh arteri desendens posterior.
Perikardium, adalah jaringan ikat
tebal yang membungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu
perikardium visceral ( epikardium) dan perikardium parietal. Epikardium meluas
sampai beberapa sentimeter di atas pangkal aorta dan
arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan ini akan berputar – lekuk (releksi) menjadi perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang
pemisah yang berisi cairan bening licin agar jantung
mudah bergerak saat pemompaan darah.
Kerangka jantung, jaringan ikat
tersusun kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat
pijakan atau landasan ventrikel, atrium dan katup – katup jantung. Bagian
tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigonum
fibrosa dekstra, yang mengikat bagian medial katup trikuspid,
mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral kiri
membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua
trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan mitral membentuk
anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel, atrium,
katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting
dari kerangka jantung ke dalam ventrikel adalah terbentuknya
septum interventrikuler pars membranasea.Bagian septum ini juga meluas dan
berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan sebagian
dinding atrium kanan.
Anatomi dalam, jantung terdiri dari
empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel
kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atrium kanan, darah vena
mengalir kedalam jantung melalui vena kava superior dan
inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol
ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan
dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada
bagian antero- superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung
berbentuk daun telinga disebut aurikel.Permukaan
endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal
licin dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan
tersusun dari serabut – serabut
otot yang berjalan paralel yang disebut otot pektinatus.Tebal rata – rata
dinding atrium kanan adalah 2 mm.
Ventrikel kanan, letak ruang ini
paling depan di dalam rongga dada, yaitu tepat dibawah manubrium
sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan
di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada
potongan melintang.Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan,
berdinding tipis dengan tebal 4 –5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat
dibagi dalam alur masuk dan alur keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan (right
ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup trikuspid, trabekula anterior dan
dinding inferior ventrikel kanan.Sedangkan alur keluar ventrikel kanan (right
ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin
terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau konus
arteriosus.Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler
yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.
Atrium kiri, menerima darah dari
empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding postero – superior atau
postero-lateral, masing - masing sepasang vena kanan dan kiri.Letak atrium kiri
adalah di posterior-superior ari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar
tembus dada tidak tampak.Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada
dinding atrium kanan.Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada
aurikelnya.
Ventrikel kiri, berbentuk lonjong
seperti telur, dimana bagian ujungnya mengarah ke antero- inferior kiri menjadi
apeks kordis.Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal
dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat diding ventrikel kanan. Tebal
dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8 – 12 mm.
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu
katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan , katup
mitral atau bikuspid yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri
setra dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal
adalah katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup
aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf
otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut saraf simpatis
mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah koroner.Saraf
parasimpatis terutam memberikan persarafan pada nodus sinoatrial, atrioventrikular
dan serabut-serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke
ventrikel kiri.
Persarafan simpatis eferen
preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas, yaitu torakal 3- 6, sebelum
mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post –
ganglionik akan menjadi saraf kardialis untuk masuk ke
dalam jantung.Persarafan parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus di
medulla oblongta; serabut – serabutnya akan bergabung dengan
serabut simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang
simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.
Pendarahan jantung, berasal dari
aorta melalui dua pembuluh darah koroner utama yaitu arteri koroner kanan
dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta.Arteri koroner kiri
bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis,
ramus sirkumfleks dan ramus interventrikularis anterior.
Arteri koroner kanan bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus marginalis dan ramus interventrikularis posterior.
Aliran balik dari otot jantung dan
sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan
arteri koroner, akan masuk ke dalam atrium kanan melalui sinus koronarius.Selain itu terdapat juga vena – vena kecil yang disebut
vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium kanan.
Pembuluh limfe pada jantung terdiri
dari 3 kelompok pleksus yaitu subendokardial, miokardial dan
subepikardial. Penampunga cairan limfe dari kelompok pleksus yang paling besar
adalah pleksus subepikardial, dimana pembuluh – pembuluh limfe
akan membentuk satu trunkus yang berjalan sejajar dengan
arteri koroner kemudian meninggalkan jantung di depan arteri pulmonal dan
berakhir pada kelenjar limfe antara vena kava superior dan
arteri inominata.
2.3
Fisiologi Jantung
2.3.1 Kontraksi jantung
Kontraksi otot jantung untuk
mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran
sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial
aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas. Terdapat
dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan
normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil
sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab untuk
kontraksi sel – sel pekerja.
Kontraksi otot jantung dimulai
dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran potensial
membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal itu
terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan
dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial
– potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel
otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial –
potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar
ion kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.Karena
influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara
bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.Setelah ambang
tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap
pengaktifan saluran Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot
rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah
positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi
karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran
K+.Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami
otortmisitas ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.
Kecepatan lepas – muatan intrinsik
|
|
Asal lepas muatan
|
Potensial aksi per menit
|
Nodus SA (pemicu normal)
|
70-80
|
Nodus AV
|
40-60
|
Berkas His dan serat-serat
purkinje
|
15-40
|
Sebuah potensial aksi yang dimulai di
nodus SA pertama kali akan menyebar ke atrium melalui jalur antar atrium dan jalur antar nodus lalu ke nodus AV.
Karena konduksi nodus AV lambat maka terjadi perlambatan
sekitar 0,1 detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV,
potensial aksi akan diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke
sel purkinje. Potensial aksi yang timbulkan di
nodus SA akan menghasilkan gelombang depolarisasi yang akan menyebar ke sel
kontraktil melalui gap junction.
Kontraksi otot jantung dilihat dari
segi biokimia, otot terdiri dari aktin, miosin, dan tropomiosin. Aktin, G
aktin monomerik menyusun protein otot sebanyak 25 % berdasarkan beratnya.
Pada kekuatan ion fisiologik dan dengan adanya ion Mg2+ akan
membentuk F aktin. Miosin, turut menyusun 55 % protein
otot berdasarkan berat dan bentuk filamen tebal. Miosin merupakan heksamer
asimetrik yang terdiri 1 pasang rantai berat dan 2 pasang rantai
ringan. Troponin ada 3 jenis yaitu troponin T yang
terikat pada tropomiosin, troponin I yang menghambat interaksi F aktin miosin
dan troponin C yang mengikat kalsium.
Mekanisme
kontraksi otot, adanya eksitasi pada miosit akan menyebabkan peningkatan kadar
Ca2+ di intraseluler.Eksitasi akan menyebabkan Ca2+ msk dari ECM ke intrasel
melalui L type channels lalu Ca2+ tersebut akan berikatan dengan reseptor
ryanodin- sensitive reseptor di Sarkoplasmik retikulum dan akan dihasilkan
lebih banyak lagi Ca 2+ ( CICR = Ca2+ induced Ca2+ release). Kalsium yang masuk akan berikatan dengan troponin C dan
dengan adanya energi dari ATP akan
menyebabkan kepala miosin lepas dari aktin dan dengan ATP berikutnya akan
menyebabkan terdorongnya aktin ke bagian dalam ( M line ). Proses ini terjadi
berulang – ulang dan akhirnya terjadi kontraksi otot.
Sumber ATP untuk kontraksi berasal
dari anaerob glikolisis, glikogenolisis, kreatin fosfat, dan fosforilasi
oksidatif. SumberATP pertama sekali adalah cadangan ATP, setelah itu
menggunakan kreatin fosfat diikuti dengan glikolisis anaerob, lalu glikolisis
aerob dan akhirnya lipolisis.
2.3.2 Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode
dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan selanjutnya. Siklus
jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode
kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol
adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.
Diastol dapat dibagi menjadi dua
proses yaitu relaksasi isovolumetrik danventricular filling. Pada relaksasi
isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan
katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah.
Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan
di ventrikel, katup mitral dan katup trikuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan
terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang
masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume.
Sistolik dapat dibagi menjadi dua
proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi
isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap tertutup.
Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari
otot. Pada ejeksi ventrikel, tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner
terbuka dan akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi
pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel disebut End
Systolic Volume.
Dua bunyi jantung utama dalam
keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi
jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan
terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi,
lebih singkat dan tajam- sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi
jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi katup
kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan
bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan
arteri – arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.
Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan
ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama
menandakan awitan sistol ventrikel.Penutupan katup semilunaris terjadi pada
awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah
tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua
menandakan permulaan diastol ventrikel.
2.3.3 Denyut Jantung dan Tekanan
darah
Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Nodus SA dalam keadaan normal
adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi paling tinggi.
Penurunan gradual potensial membran secara otomatis antara denyutan secara umum
dianggap disebabkan oleh penurunan permeabilitas terhadap K+. Jantung
dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulai
saraf. Saraf parasimpatis ke jantung adalah saraf vagus terutama mempersarafi
atrium, terutama nodus SA dan AV, sedangkan persarafan ke ventrikel tidak
signifikan.
Tekanan darah adalah tekanan yang
diberikan oleh darah setiap satuan luas pada pembuluh darah. Tekanan darah
terdiri atas tekanan sistol dan diastol (telah dijabarkan diatas tentang sistol
dan diastol). Tekanan dipengaruhi oleh curah jantung dengan resistensi perifer.
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh tiap – tiap ventrikel per
menit. Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung dan
volume sekuncup. Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa per denyut.
Peningkatan volume diastolik akhir akan menyebabkan peningkatan volume
sekuncup. Hal ini disebabkan oleh semakin besar pengisian saat diastol, semakin
besar volume diastolik akhir dan jantung akan semakin teregang. Semakin
teregang jantung, semakin meningkat panjang serat otot awal sebelum kontraksi. Peningkatan
panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat pada kontraksi jantung berikutnya dan
dengan demikian dihasilkan volume sekuncup yang lebih besar.Hubungan intrinsik
antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal sebagai hukum
Frank – Starling pada jantung.
2.3.4 Sirkulasi jantung
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru
dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari
paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium
kiri.
Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang
rendah kira – kira 15 – 20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemik
dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriol
lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena
besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali
ke atrium kanan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddath.
2001. Buku Ajar Keperawatan
Medical-Bedah, Ed 8 Vol 2.
Jakarta: EGC
http://www.scribd.com/doc/20827789/BAB-I diakses
pada tanggal 14 April 2011
Guyton & Hall.
2009. Buku Saku Fisiologi Kedokteran, Ed
11. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2005. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik, Ed 4 Vol 1.
Jakarta: EGC
Vol 2. Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar